KECEPATAN KAPASITAS DAN KEKUASAAN (Membaca Trend Kepemimpinan Bagian 3)


Oleh : Heru Hidayat*

Suatu ketika ada sebuah lembaga tertentu yang merencanakan program mereka secara detail dan terencana. Bahkan secara sumber daya manusia perencanaan mereka tergolong berpengalaman dan terkenal dengan perfect sehingga banyak orang yang sangat percaya akan kemampuan yang mereka lakukan. Namun apa yang terjadi? pada saat pelaksanaan tiba, semua rencana dan hitungan manusia semuanya berubah total, karena adanya bencana yang tidak diduga sebelumnya oleh mereka, semua persiapan gagal, peralatan berantakan, bahkan beberapa sumber daya manusia yang menjadi andalan mereka tidak mampu apapun karena kondisinya sebagian menjadi korban dan meninggal dunia. Awalnya semua rencana secara manusiawi kemungkinan besar akan berhasil namun ujian musibah terjadi dan semua kekuatan apapun tidak mampu untuk mengantisipasi musibah tersebut. Pernah kita mengalami hal serupa? Meski tidak sama apa yang terjadi pada lembaga tersebut diatas, namun setidaknya kita pernah mengalami ketika memiliki rencana dan hitungan manusiawi akan berhasil namun ternyata semua rencana tidak bisa di realisasikan karena adanya musibah atau kendala lainnya yang berdampak pada kondisi berbeda. Oleh karena itu sebagai seorang pemimpin kita harus sadar betul bahwa manusia boleh dan harus merencanakan kebaikan dengan sebaik-baiknya, namun Allah SWT tentu memiliki rencana yang terbaik bagi kita. Dan yang perlu kita pahami adalah ketika niat, proses dilakukan dengan baik maka insya Allah tidak akan sia-sia apa yang telah kita lakukan dan upayakan meski hasil berbeda dengan apa yang kita lakukan. Disinilah kita menyadari bahwa niat, upaya harus terus di lakukan seoptimal mungkin, sebaik mungkin dan sekuat apa yang kita raih, namun kita juga harus berdo'a agar apa yang kita lakukan akan memiliki nilai ibadah di hadapan Allah SWT. Tidak ada yang sia-sia jika kebaikan kita niatkan dengan tulus dan ikhlas untuk mengharap ridho dari Allah SWT. Sehingga kemampuan para pemimpin adalah kesadaran akan ujian yang bisa saja menimpa kapan pun dan dimana pun. Kesadaran akan kesiapan untuk menghadapinya, maka dengan sikap bersabar dengan berbagai ujian dan terus berbuat, berdo'a agar kemudian ujian atau musibah tersebut berubah sebagai pelajaran berharga agar kita mampu untuk bangkit kembali. Jadilah para pemimpin yang tegar dalam memghadapi ujian atau musibah.

Berikutnya adalah kesadaran kita akan kematian, tentu setiap orang tidak akan tahu kapan dirinya meninggal dan dimana dirinya akan meninggal. Hal inilah yang senantiasa menjadi pengingat bagi para pemimpin bahwa kematian itu adalah keniscayaan bagi semua orang tanpa terkecuali para pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu sangatlah penting bagi para pemimpin selain bekerja memenuhi amanah yang diemban namun harus menyadari bahwa apa yang akan di pertanggungjawabkan kelak ketika tiba waktunya kematian. Semua orang boleh memiliki target dan tujuan hidup jangka pendek, namun yang juga harus di sadari adalah bagaimana membangun dan mempersiapkan jangka panjang setelah tidak lagi memegang amanah yang diemban tersebut. Sejarah banyak mencatat bagaimana seorang Presiden yang dalam menjalankan tugasnya dia mengalami kematian, seorang Kepala Daerah yang sedang melakukan kunjungan kerjanya kemudian meninggal. Dan masih banyak catatan sejarah lainnya di masa kini yang kemudian meninggal dunia sebelum masa tugasnya berakhir. Lantas apa yang harus di siapkan oleh para pemimpin dalam menghadapi situasi yang kita tidak pernah tahu dan kondisi yang tidak bisa kita duga tersebut. Maka diantara caranya adalah sejak dini kita harus sadar betul bahwa hidup adalah sementara, iya bisa berakhir kapan saja atas kehendak Allah SWT. Sehingga kesiapan kita adalah bagaimana kita semua termasuk para pemimpin untuk lebih dekat dan mengingat Allah SWT kapan pun dan dimana pun sehingga kita memang sedang menyiapkan masa depan yang jauh lebih baik hanya sekedar dunia. Berikutnya adalah kesiapan para pemimpin untuk peduli dan terus berbuat baik meski secara manusiawi kita memiliki keterbatasan, namun kita terus berdo'a agar senantiasa diselamatkan dari fitnah dan juga kebahagiaan semu. Dan yang terpenting lagi adalah kita harus mempersiapkan diri para calon pengganti yang bisa meneruskan estafet kepemimpinan untuk terus bisa berbuat dan berkarya demi kepentingan yang lebih luas. Menyiapkan para calon pengganti kepemimpinan merupakan kesiapan dan keberhasilan akan regenerasi kepemimpinan masyarakat untuk bisa menjalankan estafet berikutnya dengan lebih baik.

Maka kapasitas yang harus di miliki oleh para calon pemimpin ketika berkuasa adalah,

- Kesiapan menghadapi Ujian/Cobaan
- Kesiapan menghadapi Kematian

Posting Komentar

0 Komentar